Sabtu, 09 Mei 2015

Usaha Kreatif Lokal

Sepatu Lukis

Setiap orang khususnya anak muda pasti selalu ingin tampil special, berbeda dari yang lain. Tak jarang anak-anak muda jaman sekarang rela mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membeli barang yang unik dan mencerminkan identitas dirinya. Sepatu merupakan salah satu faktor penting dalam dunia fashion. Model sepatu yang bervariasi menarik perhatian pembeli terutama segmen anak muda. Tak jarang mereka membeli lebih dari sepasang sepatu tiap bulannya untuk meng-update penampilan. Tetapi, yang ada di pasaran sekarang adalah sepatu-sepatu buatan pabrik yang diproduksi secara massal sehingga kurang mencerminkan identitas anak-anak muda yang aktif, kreatif, dan imajinatif. Selain itu, sepatu-sepatu yang ada saat ini masih membutuhkan design yang lebih variatif dengan sentuhan seni yang tetap mengikuti jaman.

Jaman semakin berkembang, begitu juga generasi. Generasi jaman sekarang, generasi Y (why), tidak bisa terpuaskan oleh hal yang biasa. Selau penuh pertanyaan, pemikiran yang tidak biasa, dan ide-ide baru. Mereka tidak lagi mengikuti mode habis-habisan, tapi mereka-lah yang menciptakan fashion style baru. Mereka menginginkan perbedaan, perubahan, dan pengakuan. Bisa dilihat contohnya dari para remaja perkotaan, sebisa mungkin mereka memodifikasi penampilan agar terlihat beda dari yang lain. Tujuan sebenarnya agar mendapat pengakuan bahwa dirinya mempunyai sesuatu yang lain, nilai tambah yang membuat orang ingat akan dirinya, lebih tepatnya, ciri khas. Maka dari itu, anak-anak muda mulai mencari-cari outfit yang bukan dijual di mall atau tempat-tempat umum lainnya, yang sudah dipastikan merupakan barang produksi massal. Hal ini lah yang sangat menarik bagi saya.

Melihat prospek yang menjajikan dalam bisnis kreatif ini, sepatulukis menawarkan hal yang inofatif dan dapat memenuhi permintaan anak muda jaman sekarang. SepatuLukis.com menjual painted canvas shoes, yaitu sepatu kanvas polos yang dilukis langsung oleh visual designer dengan warna yang atraktif dan design yang ekslusif. Produknya menggunakan cat kanvas yang tidak hilang bila dicuci, warna pun awet. Selain menyediakan produk siap pakai, juga menerima pesanan design sesuai dengan permintaan customer. Coba bayangkan, sepatu yang dilukis satu persatu, tak ada kemungkinan orang lain menyamai milik anda! Kelebihan yang lain adalah sentuhan seni. Sepatu ini dilukis dengan tangan sehingga warna dan gambar yang muncul juga berbeda dengan sablon ataupun digital printing. Didukung oleh hal-hal diatas, sepatu ini mempunyai nilai lebih dari segi design/gambar dibanding sepatu-sepatu produksi massal.


Harga pun tidak masalah, masih lebih murah dari sepatu-sepatu bermerk buatan pabrik seperti converse, vans, dll. Dengan ini, anda bisa mendapatkan barang yang special, dengan harga yang tidak mencekik leher pula.

Setelah melihat penjelasan tentang produk SepatuLukis, bisa dipastikan bahwa memang inilah yang dibutuhkan oleh anak muda jaman sekarang. Sesuatu yang spesial untuk mereka yang spesial.
Pengusaha Dan Pegawai Sukses

Pengusaha Sukses Dengan Usaha Clothinng

Kesuksesan bisa di raih oleh siapa saja, bukan hanya laki - laki, perempuan juga memiliki kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan. Bukan hanya para orangtua yang katanya lebih berpengalaman orang muda juga berkesempatan untuk sukses lebih dini seperti yang terjadi pada rekan kita Ahmad Anggoro.
Ahmad Anggoro, kini berusia sekitar 23 tahun. Pemuda yang lahir pada tanggal 9 september 1991 silam, ternyata mampu meraih kesuksesan lebih cepat di bandingkan kebanyakan orang lain. Di usianya yang masih terbilang muda, pria kelahiran Kediri ini mampu menjadi pengusaha sukses dengan omzet ratusan juta rupiah perbulan dari peluang usaha clothing yang telah ia jalani sejak tahun 2010. Lalu seperti apa kisah pemuda sukses ini?

Ahmad anggoro hanyalah seorang lulusan SMK swasta yang merupakan anak sulung dari sepasang suami istri yang tidak kaya. Berasal dari keluarga yang biasa - biasa saja membuat pemuda ini nekad merantau ke Jakarta. Dengan hanya bermodalkan ijazah SMK dan uang seadanya, ia kemudian mencoba peruntungannya di kota metropolitan di Jakarta. Sesampainya di Jakarta, beliau kemudian tinggal di sebuah kontrakan kecil di Jakarta Timur.

Harapan untuk sukses di kota Jakarta memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum ia sukses, ia pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu. 2 Bulan bekerja di pabrik tersebut, beliau kemudian menjadi penjaga warnet dengan hasil bulanan sekitar Rp. 700.000,- / bulan. Dengan gaji sekecil itu tentu sangat kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya di Jakarta. Ia berpikir keras, peluang usaha apakah yang sekiranya dapat ia jadikan usaha sampingan agar ia bisa sukses.

Satu fakta yang ia sadari adalah Ahmad memiliki kemampuan menggambar. Ia menyadari bahwa potensi yang di milikinya adalah dalam hal grafis atau menggambar. Dari sini timbul ide untuk menjalankan usaha clothing. Setelah melakukan survey pasar, Ahmad menyimpulkan bahwa usaha clothing atau pembuatan pakaian. Ia menyimpulkan bahwa usaha pembuatan pakaian masih memiliki potensi yang sangat besar untuk di jalankan karena banyaknya peminat terlebih para anak muda yang gemar mengoleksi kaus atau pakaian. Dari sinilah kemudian cerita suksesnya bermula.

Dengan modal 2 juta yang ia dapatkan dari hasil menabung gaji di warnetnya selama satu tahun. Ia kemudian terjun ke dunia bisnis bagian clothing. Karena ia tidak memiliki pengalaman di bidang sablon dan sebagainya, beliau berinisiatif untuk belajar secara otodidak. Dan kemudian dia berhasil memproduksi kaos dengan labelnya sendiri. Ia membeli kaos dalam jumlah besar kemudian ia membuat desain untuk kaosnya lalu mencari tukang sablon yang dapat mencetak gambar - gambar yang telah ia desain di kaosnya.

Kaos hasil kreasinya kemudian ia pasarkan kepada teman - temannya melalui lewat jejaring sosial atau selebaran. Setelah beberapa menjalankan bisnis ini, ia tak luput dari halangan dan rintangan. Tepatnya pada tahun 2010, di tahun pertamanya menjalankan bisnis kaos, ia rupanya mengalami kerugian besar karena uangnya di curi oleh salah satu sahabatnya sendiri, terlebih produk yang di hasilkan kurang laku di pasaran lantaran masih kalah dengan produk yang sudah lebih dahulu terkenal.

Kegagalan bukan berarti berakhir. Ahmad Anggoro tahu itu, ia tetap saja berusaha dan tak kenal menyerah. Berbekal dari pengalaman, ia kemudian berinovasi untuk membuat kaos dengan desain lebih modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman saat ini.

Titik terang usahanya mulai kelihatan pada tahun 2011,Produk kaos yang ia hasilkan mulai di kenal orang dan permintaan juga mulai membanjir. Dengan beragama desain dan tampilan yang moedern, kaosnya mulai laku di pasaran dan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Dengan biaya pembuatan sebesar Rp. 30.000 - Rp. 40.000, ia menjual kasonya seharga Rp. 100.000,- dengan kata lain untuk tiap item ia dapat menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 60 ribu hingga Rp. 70 ribu / item. Sementara penjualan kaos perbulannya dapat mencapai 60 - 70 item.

Seiring dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk selain kaos seperti Tas, Dompet, celana dll. Kini, di usianya yang masih sangat muda, Ia telah mendapatkan omzet usaha sekitar Rp. 100.000.000,- perbulan. Tak hanya itu, secara tidak langsung pemuda asal Kediri ini telah membka lapangan kerja baru bagi 50 pekerja yang bekerja di tempat usahanya. Kini ia telah memiliki berbagai hal yang di inginkan oleh pemuda kebanyakan termasuk saya pribadi, mobil, istri, rumah pribadi dan tentunya memberangkatkan orangtuanya untuk melaksanakan ibadah haji.

Kisah Karyawan Yang Banting Stir Jadi Pengusaha Kue Sukses

pekerjaan yang digeluti Denny sangat kontras dengan latar belakang pendidikannya. Ya, Denny Delyandari sejatinya seorang sarjana teknik elektro lulusan Universitas Andalas Padang, tapi ia memilih untuk banting stir ber-wirausaha dengan menjadi seorang pengusaha kue yang kemudian membawanya menjadi jutawan di usia yang masih relatif muda yaitu 32 tahun.
Pria kelahiran Magelang, 11 Juni 1980 ini tidak serta merta menjadi wirausahawan. Ia sempat menjadi karyawan di sebuah perusahaan elektronik di kota Batam pada tahun 2003. Tapi, penghasilan yang tak sesuai harapan membuat Denny mencoba berdagang kerupuk sembari tetap menjadi karyawan ditahun 2004. Dibantu oleh sang istri, setiap harinya sepulang kerja, Denny menggoreng, membungkus, dan menjajakan kerupuk-kerupuk ke warung-warung. Penghasilannya pun lumayan, setengah dari gajinya sebagai karyawan. Tapi beberapa bulan menjual kerupuk, Denny memutuskan berhenti karena istrinya saat itu sedang hamil dan ia semakin sibuk dengan urusan kantor.
Setelah sang istri melahirkan dan kembali fit, mereka kembali membuka usaha kecil-kecilan, yakni menjual kue klepon yang ia titipkan di beberapa kantin perusahaan. Ajaibnya, penghasilan dari menjual klepon ternyata 2 kali lebih besar dari gajinya sebagai karyawan, sehingga dengan langkah yang pasti, pria yang dikarunia 3 orang anak ini memutuskan keluar dari perusahaannya ditahun 2006 dan mengambil peluang untuk menjadi seorang pengusaha.
Denny pun meminjam uang dari bank sebesar 10 juta rupiah dan membuka rumah makan Padang. Sayang, baru 2 bulan berjalan, rumah makannya kurang laris sehingga harus tutup. Ia juga sempat berbisnis EO (Event Organizer), tapi karena suatu hal, Denny memutuskan untuk menghentikan usahanya.
Meski berulang kali mengalami kegagalan dalam bisnis, nyatanya tak membuat pria berkacamata itu menyerah. Ia kembali membangun usaha baru. Berawal dari kegemaran sang istri, Selvi Nurlia membuat kek pisang, Denny pun mencoba memasarkan kue-kue itu dengan konsep kemitraan. Artinya, setiap orang yang berhasil menjual 1 loyang kue tersebut akan mendapatkan komisi, hal itu ia tawarkan kepada tetangga dan kerabatnya. Tak disangka, sambutan positif silih berganti datang. Mulai dari menjual 40 loyang kek pisang,terus meningkat menjadi 150 loyang seharinya.
Ditahun 2008, Denny berhasil mendapat pinjaman dari Bank Bukopin sebesar 500 juta rupiah yang kemudian ia gunakan untuk membangun 5 buah gerai di kota Batam. “Kek Pisang Villa”, begitu brand untuk usahanya ini telah menghasilkan omset lebih dari 500 juta rupiah per bulannya bagi pemenang ke-3 tingkat nasional di ajang “Wirausahawan Muda Mandiri” itu.

Kesimpulan :

Kesuksesan Ahmad Anggoro dan Denny dapat ia raih setidaknya karena beberapa hal diantaranya adalah :
1. Pintar melihat peluang
kemampuan untuk membaca peluang merupakan karakteristik seorang pengusaha. Seorang pengusaha yang sukses pastilah memiliki kemampuan untuk membaca peluang pasar kemudian mencoba untuk memanfaatkan peluang usaha tersebut.

2. Berani
Dengan hanya bermodalkan sedikit uang Ia berani mencoba menjalankan bisnis dengan berbagai resiko

3. Membaca diri
Kita harus tahu apa potensi kita. Kita tentu memiliki kekurangan, namun di sisi lain kita juga memiliki kelebihan, bakat dan potensi yang dapat kita latih untuk menghasilkan kesuksesan. Sayangnya, banyak sekali pemuda yang tidak mengetahui apa bakat terpendamnya, lebih parah lagi meskipun mereka tahu, mereka tidak mau berusaha untuk memanfaatkan bakat yang ia miliki utuk menghasilkan uang.

4. Pantang menyerah
Meskipun pernah rugi besar karena tidak laku dan pencurian. Ternyata tidak menyurutkan langkah, bukannya mundur namun menjadi bahan untuk tafakur. Dari kegagalan pasti ada hikmah yang apa bila kita dapat menyikapinya dengan benar akan menjadi salah satu kekuatan yang besar.

Semoga saja kita semua di jadikan sebagai pribadi pribadi muda yang sukses, pemuda - pemuda yang kuat dan kreatif agar kita dipantaskan oleh Tuhan semesta alam menjadi seorang pemuda yang kaya dan bermanfaat, Terima kasih

Rabu, 10 Desember 2014

PT.RICKY Sportindo
Office Equipment and Machinery
Coventry Tarikolot Jl.Industri Bogor West Java 16810

No : 001 / RSP / 11/14 25 November 2014
Attachment : -

Dear ,
Director of PT . Ricky Putra Globlindo
Jln . Sawah lio II West Jakarta 11260

Letter of Supply of Goods
With respect ,

Based on the quote request letter No. 25 / RPG / 11/14 , which we read on November 15, 2014 and then , that the company you are in need of equipment and office machines , and in order to establish cooperation with sister company , by that because we offer office machines with excellent products kamiyaitu one of which is a photocopy machine with the following specifications :

1. Brand and color : Canon MF - 6770 , White
2. Type of goods : high speed photocopy machine
3. Year of manufacture : 2013
4. Price : Rp 6.200.000/ unit
5. Payment : Cash on delivery ( COD )

We hope, if your company could be interested in the products we offer and can be immediately booked before December 31, 2014. Because we will give you a discount of 10 % and more information can call the number 083 876 442 428 or come to our shop in the industry Coventry Tarikolot bogor .

For your attention brothers , we say thank you .


Sincerely ,



Tb.Bayu, S.Kom
PT.RICKY SON GLOBALINDO
JL.Sawah lio II West Jakarta 11260


No : 001 / RPG / 11/14 Jakarta, 15 November 2014
Re : Asking price of goods


Dear ,
Director PT.Ricky Sportindo
Coventry Tarikolot Jln.Indsustri Bogor West Java 16810

With respect ,


We are building a new branch office in Bandung . Until today with establishment will have reached 98 % . We are keen to pass up ordering in large quantities , for our new branch office .

Can you send us a list of the lowest price for canon photocopy models MF- 6770. We asked for more detailed information on specifications and procedures for payment .

We say thank you for your cooperation



Sincerely ,



Doran Rachmat , SE


Jakarta , 25 November 2014

Subject : Job Application

Designation.
Mr / Mrs Personnel
in place

Sincerely ,

The undersigned below :

Name : Dwi Pratiwi
Place , Date of Birth : Jakarta , February 13, 1994
Address : Jln.Kiara Kingdom 3 Rt.001 / 05
Five Bridges Tambora Sub-District
West Jakarta 11250
Phone : ( 021 ) 91312190/083876442428
Education : SMK

With this allow me to apply for a job to be one of the employees in the company Mr / Ms in accordance with the needs of the company for consideration of Mr. / Ms .

Herewith I enclose:

1. Curriculum Vitae
2. Copy of diploma School
3. Copy of ID card
4. Photograph
5. Copy of last rapot

Similarly, the cover letter is my job to ask. For the attention of Mr / Ms thank you .


Yours sincerely


Dwi Pratawi

Kamis, 06 November 2014

Bentuk Keyboard Pertama Kali Di Dunia


sering menggunakan komputer, pernahkah mengamati susunan huruf yang tertera pada keyboard? Coba deh kalian amati susunan hurufnya. Ternyata tidak tersusun secara berurutan dari A sampai Z, melainkan tersusun secara acak. Kalian pasti bertanya-tanya, mengapa susunan hurufnya seperti itu? Bagaimana awal mulanya hingga terbentuk susunan huruf yang acak seperti itu? Lalu apakah susunan keyboard seperti ini digunakan di seluruh negara di dunia? Yuk kita telusuri sejarahnya.


Susunan keyboard yang dipakai umum sekarang ini diistilahkan dengan Qwerty. Istilah Qwerty ini diambil dari enam huruf pada susunan teratas dari sebuah keyboard. Sebenarnya susunan tersebut adalah salah satu susunan yang paling tidak efisien. Karena susunan tersebut sengaja dibuat seperti itu agar kita-kita dapat mengetik dengan lebih lambat. Loh? Mengapa demikian? Hal ini berkaitan dengan sejarah mesin ketik yang ditemukan lebih dulu oleh Christopher Latham Sholes (1868).


Pada awalnya susunan keyboard yang asli rancangan Christopher Latham Sholes ini tidaklah Qwerty. Susunan awal ini memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih cepat. Namun karena terlalu cepatnya dalam mengetik, sampai – sampai sering timbul masalah. Seringkali saat tombol ditekan, batang-batang huruf (slug) yang menghentak pita itu saling mengait/tersangkut antara satu dengan yang lainnya.



Karena bingung memikirkan solusinya pada saat itu, Christopher Latham Sholes justru mengacak-acak urutan huruf itu sedemikian rupa sampai ditemukan kombinasi yang dianggap paling sulit untuk digunakan dalam mengetik. Tujuannya untuk menghindari kesalahan-kesalahan mekanik yang sering terjadi sebelumnya. Hal ini berarti susunan Qwerty adalah susunan yang paling tidak efisien karena ditujukan agar kita dapat mengetik dengan lebih lambat.


Akhirnya pada tahun 1973 susunan pada mesin ketik inilah yang diturunkan pada keyboard sebagai input komputer dan kemudian diresmikan sebagai keyboard standar ISO (International Standar Organization).

Sebenarnya ada beberapa standar susunan keyboard yang dipakai sekarang ini. Sebut saja ASK (American Simplified Keyboard), yang umumnya disebut Dvorak yang ditemukan oleh Dr. August Dvorak sekitar tahun 1940. Susunan Dvorak menggunakan kelima vokal dan lima konsonan yang paling umum digunakan yaitu AOEUIDHTNS. Susunan Dvorak ini memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena terlambat, akhirnya Dvorak harus kalah dengan susunan huruf Qwerty yang sudah banyak digunakan di dunia pada saat itu.

Susunan keyboard lainnya yang merupakan perkembangan dari susunan Qwerty adalah Qwertz yang dipakai di negara seperti Hungaria, Jerman, Swiss, dan lain-lain. Azerty yang dipakai oleh negara Prancis dan Belgia, serta Qzerty, dan lain-lain.

QWERTY sebenarnya punya banyak kelemahan seperti membuat tangan kiri kita overload terutama ketika menulis dalam bahasa Inggris. QWERTY juga membuat jari telunjuk dan kelingking kita menjadi overload dan cenderung mengalami kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa distribusi huruf tidak merata sehingga jari Anda harus menyeberang dari baris ke baris dan bila dihitung jari tukang ketik tipikal akan berjalan lebih dari 20 mil per hari dibandingkan dengan DSK yang hanya 1 mil.

Namun bagi sebagian besar, dimana kunci ini seringkali pula disebut sebagai keycaps, memiliki ukuran dan bentuk yang sama antara keyboard ke keyboard yang lainnya. Tuts-tutsnya juga diletakkan dalam jarak yang sama dan memiliki pola yang sama pula sekalipun bahasayang digunakannya berbeda-beda. Keyboard ini memiliki antara 80 sampai 110 kunci, yang diantaranya:
1. Kunci pengetikan.
2. Keypad numerik.
3. Fungsi tombol
4. Tombol controlling.

Bagian-Bagian Keyboard
Keyboard yang sering kali digunakan adalah jenis QWERTY dimana bentuknya sangat mirip dengan mesin tik. Keyboard ini memiliki empatelemen utama, yaitu:
· Typewriter key yang merupakan tombol utama dalam penginputan. Didalamnya terdiri dari back space, delete, caps lock, esc, end, enter, home, insert, page up, page dwon, tab, dsb.
· Numeric key, dimana letaknya di sebelah kanan keyboard. Didalamnya terdapat angka-angka dan arrow key. Ada indikasi penggunaan dari keduanya, yakni ketika lampu num lock menyala maka tombol yag sedang digunakan adalah angka (numerik). Sebaliknya, jika mati maka yang sedang digunakan adalah arrow key.
· Function key, letaknya ada di barisan paling atas dari struktur keyboard. Terdiri dari F1 sampai dengan F12. dimana tiap-tiap tombolnya memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung darisistem komputer yang digunakan.

Jenis Jenis Keyboard Komputer Secara Fisik

Keyboard Serial : digunakan pada komputer tipe AT

Keyboard Serial

Keyboard PS/2 : digunakan pada komputer ATX

Keyboard PS/2

Keyboard Wireless : digunakan pada semua jenis komputer dan laptop

Keyboard Wireless

Keyboard USB : Untuk menjamin transfer data lebih cepat

Keyboard USB

Jenis Jenis Keyboard Komputer Secara Bentuk dan Tombol

Keyboard QWERTY : ditemukan oleh Scholes, Glidden dan Soule pada tahun 1878, dan fungsi keyboard QWERTY ini digunakan sebagai standar mesin tik komersial pada tahun 1905.
Keyboard QWERTY
Keyboard DVORAK : ditemukan pada tahun 1932 dengan dirancang lebih efisien 10-15 % dibanding keyboard QWERTY
Keyboard DVORAK
Keyboard KLOCKENBERG : Keyboard ini dibuat dengan maksud menyempurnakan jenis keyboard yang sudah ada, yaitu dengan memisahkan kedua bagian keyboard (bagian kiri dan kanan).
Keyboard KLOCKENBERG
Keyboard Maltron : keyboard ini dibuat agak cekung ke dalam. Dengan pertimbangan bahwa pada saat jari-jari diposisikan akan mengetik, maka jari-jari itu dijamin tidak akan membentuk satu garis lurus
Keyboard Maltron
Keyboard Chord : Keyboard ini hanya mempunyai beberapa tombol antara 4 sampai 5. Untuk memasukkan suatu huruf harus menekan beberapa tombol secara bersamaan. Ukurannya kompak, sangat cocok untuk aplikasi yang portabel
Keyboard Chord
Keyboard Alphabetik : keyboard alphabetik disusun persis seperti pada tata letak QWERTY maupun Dvorak, tetapi susunan hurufnya berurutan seperti pada urutan alphabet
Keyboard Alphabetik - pusber.com
Keyboard Numeric : Keyboad ini bertujuan untuk memasukkan bilangan dalam jumlah yang besar
Keyboard Numeric



Fungsi Tombol Keyboard Komputer

Back Space : untuk menghapus 1 character di kiri cursor
Caps Lock : untuk membuat huruf kecil menjadi huruf besar atau Kapital
Delete : untuk menghapus 1 karakter pada posisi cursor
Esc : untuk membatalkan suatu perintah dari suatu menu
End : untuk memindahkan cursor ke akhir baris/halaman/lembar kerja
Enter : untuk berpindah ke baris baru atau untuk melakukan suatu proses perintah
Home : Untuk menuju ke awal baris atau ke sudut kiri atas layar
Insert : untuk menyisipkan character
Page Up : untuk meggerakan cursor 1 layar ke atas
Page Down : untuk Menggerakkan cursor 1 layar ke bawah
Tab : untuk memindahkan cursor 1 tabulasi ke kanan
Numeric Key : memberikan perintah menghidupkan dan mematikan fungsi tombol numerik
Function Key : tombil ini terdiri dari F1 s/d F12. Fungsi tombol ini berbeda-beda tergantung dari program komputer yang digunakan
Special Function Key : Tombol ini terdiri atas tombol Ctrl, Shift, dan Alt. Tombol akan mempunyai fungsi bila ditekan secara bersamaan dengan tombol lainnya




TERIMAKASIH


DWI PRATIWI
PENGERTIAN DAN SEJARAH KOMUNIKASI


A. Pengertian Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi secara Etimologis

Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. [1] Dengan demikian komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambng-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”.[2]

Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap apa yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasa saja belum tentu mengerti maksud yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Percakapan kedua orang tadi dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas (dari segi bahasa) sifatnya masih dasariah, dalam arti dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna dari pihak yang terlibat komunikasi. Dikatakan minimal karena komunikasi tidaklah sekedar informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, namun juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.[3]


2. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis

Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya multidisipliner, definisi-definisi yang yang berikan oleh para ahli pun semakin banyak dan beragam. Masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan, dan konteks yang berbeda satu dengan lainnya. Dari sekian banyak definisi tersebut, berikut diantaranya adalah menurut :

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner:
"Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”

Theodore M. Newcomb:
"Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”

Carl I. Hovland:
"Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate)”

Gerald R. Miller:
"Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”

Everett M. Roger:
"Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”

Raymond S. Ross:
"Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator."

Harold Lasswell:
(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? [4]

Ketujuh definisi di atas, masing-masing memberikan penekanan arti yang berbeda. Definisi dari Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, menekankan komunikasi pada proses penyampaian. Hal yang disampaikan dapat berupa informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, sedangkan cara penyampaiannya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Theodore M. Newcomb juga menekankan komunikasi sebagai proses pengalihan informasi yang dilakukan oleh pihak komunikator, namun komunikator dianggap memiliki kewenangan penuh kepada sasaran komunikasinya. Sedangkan Raymond S. Ross menekankan bahwa proses penyampaian komunikasi tidaklah sederhana karena dengan komunikasi tersebut dimaksudkan terjadinya kesamaan pikiran antara komunikator dengan komunikannya.

Definisi dari Carl I. Hovland, Gerald R. Miller, Everett M. Roger menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses yang terjadi antara satu orang pada orang lainnya, namun kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja mempunyai tujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku dari orang lain yang menjadi sasaran komunikasi.

Definisi dari Harold Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja dan memiliki tujuan.

Dari berbagai defenisi komunikasi sebelumnya, diperoleh gambaran bahwa komunikasi memiliki karakteristik sebagai berikut[5]:

a. Komunikasi adalah suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan suatu rangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu dengan lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis tetapi dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus.

Proses komunikasi dalam prosesnya melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor atau unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi.

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan memiliki tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari para pelakunya. Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental-psikologis yang terkendali atau terkontrol bukan dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan pelakunya. Sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.

c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat

Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap pesan yang dikomunikasikan.

d. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antarmanusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

Selain bahasa verbal, juga adal lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gestura (gerak tangan, kaki, atau bagian lainnya dari tubuh), warna, sikap duduk atau berdiri, jarak, dan berbagai bentuk lambing lainnya. Penggunaan lambang-lambang nonverbal ini lazimnya dimaksudkan untuk memperkuat arti dari pesan yang ditunjukkan.

e. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya dilakukan secara seimbang dan proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.

Pengertian “transaksional” juga menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi.

f. Komunikasi menembus ruang dan waktu.

Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidaklah haruis hadir pada waktu dan tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, telex, video-text, dan lain-lain, kedua faktor tersebut (ruang dan waktu) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam berkomunikasi.


B. Pengertian Ilmu Komunikasi

Pengertian Ilmu Komunikasi merujuk pada pendapat Carl I. Hovland adalah suatu sistem yang berusaha menyusun prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikap-sikap.[6]


C. Perkembangan komunikasi sebelum menjadi science, komunikasi sebagai science sejak dekade 40-an sampai sekarang

Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam empat (4) periode. Pertama, periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode setelah perang Dunia II sampai tahun 60-an. Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, keempat adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 60-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode.[7]

1. Periode Tradisi Retorika

Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan "komunikasi" dalam konteks arti yang berbeda sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Isilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah "retorika".

Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani (Golden, 1978, Foss, 1985; forsdale 1981). Disebutkannya bahwa zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan Ptah-Hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisir baru dilakukan di zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle (Golden, 1978)

Pengertian "retorika" menurut Aristotle, menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut Aristotle menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur yakni:
a. ethos (kredibilitas sumber)
b. pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan) dan
c. logos (hal yang menyangkut fakta)

Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristotle menuntut tiga (3) faktor yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang menjadi sasaran, serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika)

Pokok-pokok pikiran Aristotle ini kemudian dikembangkan lagi oleh Cicero dan Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima (5) unsur:
a. Invention (urutan argumentasi)
b. dispesitio (pengaturan ide)
c. eloquito (gaya bahasa)
d. memoria (ingatan), serta
e. pronunciation (cara penyampaian pesan)

Kelima unsur ini, menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh-tokoh retorika lainnya yang dikenal pada zaman itu adalah Corax, Socrates dan Plato.

Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional semakin mapan, khususnya di negara-negara Inggris, Perancis dan Jerman. Tokoh-tokohnya yang terkemuka pada masa ini antara lain Thomas Wilkson, Francis Bacon, Rene Descartes, John Locke, Giambatista, dan David Hume.

Dalam akhir abad ke 18 prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh Aristotle, Cicero dan Quintilian, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian "speech communication" (komunikasi ujaran) dan "rhetoric". Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika menunjuk pada "kemampuan manusia mengunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lainnya" (Foss et al, 1985:15) Tokoh-tokoh retorika yang terkenal pada saat ini antara lain: I.A Richard, Richard M. Weaver, Stephen Toulmin, Kenneth Burke, Marshall Mcluhan, Michel Foucalt, Jurgen Habermas, Ernesto Grassi dan Chaim Perelman.

2. Periode Pertumbuhan : tahun 1900 – Perang Dunia II

Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga pertimbangan penting pada masa ini. Pertama, adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, radio, televisi, dll. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang telah terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.

Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi pada masa ini. Secara umum bidang-bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politik kenegaraan, peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi, komunikasi dan pendidikan, propaganda dan penelitian komunikasi komersial.

Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta "reading and listening". Sementara dibidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran (broadcasting)

Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini, langsung atau tidak langsung juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis, merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Max Weber, August comte, Emille Durkheim dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmu lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Gabriel Tarde dan George Simmel.

3. Periode Konsolidasi : Perang Dunia II – tahun 1960an

Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 3 (tiga) hal.

Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks.

Sedikitnya ada tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini. Mereka adalah Claude E. Shannon, Norbet Wiener, Harold Lasswell, Kurt Lewin, Carl I. Hovland, Paul F. Lazarsfield (ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I. Hovland (keduanya ahli psikologi sosial) disebut oleh Wilbur Schramm sebagai "the founding fathers" (para pendiri atau perintis) ilmu komunikasi. Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan-pengembangan teori komunikasi. Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai "institutionalizer" – yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi terealisasi. "Institute of Communication Research" yang didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947 merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannon dan Nobert Wiener disebut sebagai "insinyur-insinyur komunikasi".

Istilah "Mass Communication" (Komunikasi Massa) dan "Communication Research" (Penelitian Komunikasi) mulai banyak digunakan. Cakupan bidang ilmu komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi juga mulai banyak dilakukan.

4. Periode Teknologi Komunikasi : tahun 1960an - sekarang

Sejak tahun 1960-an ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu telah mulai memasuki periode "take off" (tinggal landas) sejak tahun 1950-an. Secara institusional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indikator sebagai berikut:
a. Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika,
b. Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak, tidak saja dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional. Dan
c. Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi.
Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan:
a. Semakin banyaknya literatur komunikasi seperti buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah atau terapan, monografis dan bentuk-bentuk penerbitan lainnya
b. Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi
c. Serta semakin banyaknya teori-teori dan model-model tentang komunikasi yang dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model tentang komunikasi (Dance, 182; Littlejohn, 1989; McQuail & Windahi, 1981; Forsdale, 1981)

Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV kabel, parabola video home computer, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang cakupannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi; arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya "transborder data flow"), aspek-aspek politik, ekonomi dan informasi, komunikasi antar industri media, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia-mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.






D. Sekilas Perkembangan Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi di Indonesia

Dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong “tertua”. Sebutan jurusan ilmu komunikasi baru dikenal sekitar tahun 1970-an. Sementara sebelumnya popular dengan sebutan Jurusan Publisistik atau Jurnalistik.

Menurut laporan “Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia” yang dibuat oleh Tim ISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta pada tahun 1949. Tahun 1950, akademi tersebut kemudian menjadi bagian sosial politik dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, di mana penerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di dalamnya. Perguruan tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah Perguruan Tinggi Djurnalistik di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5 September 1953. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi.
Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959 dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan Publisistik ini sekaligus merupakan awal dari munculnya fakultas baru di lingkungan Universitas Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat tahun kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan nama Fakultas, sebutan jurusan Publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komuniaksi Massa (1972), dan kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komuniaksi FISIP-UI pada tahun 1983.

Di Bandung, Jawa Barat, pendidikan komunikasi dimulai tahun 1960 dengan didirikannya Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berada di bawah naungan Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi Institut Publisistik, dan pada tanggal 3 November 1965 diubah statusnya menjadi Fakultas Publisitik Universitas Padjadjaran. Kini namanya telah berubah menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM-UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi semakin banyak jumlahnya.



TERIMAKASIH



DWI PRATIWI