Kamis, 06 November 2014

Bentuk Keyboard Pertama Kali Di Dunia


sering menggunakan komputer, pernahkah mengamati susunan huruf yang tertera pada keyboard? Coba deh kalian amati susunan hurufnya. Ternyata tidak tersusun secara berurutan dari A sampai Z, melainkan tersusun secara acak. Kalian pasti bertanya-tanya, mengapa susunan hurufnya seperti itu? Bagaimana awal mulanya hingga terbentuk susunan huruf yang acak seperti itu? Lalu apakah susunan keyboard seperti ini digunakan di seluruh negara di dunia? Yuk kita telusuri sejarahnya.


Susunan keyboard yang dipakai umum sekarang ini diistilahkan dengan Qwerty. Istilah Qwerty ini diambil dari enam huruf pada susunan teratas dari sebuah keyboard. Sebenarnya susunan tersebut adalah salah satu susunan yang paling tidak efisien. Karena susunan tersebut sengaja dibuat seperti itu agar kita-kita dapat mengetik dengan lebih lambat. Loh? Mengapa demikian? Hal ini berkaitan dengan sejarah mesin ketik yang ditemukan lebih dulu oleh Christopher Latham Sholes (1868).


Pada awalnya susunan keyboard yang asli rancangan Christopher Latham Sholes ini tidaklah Qwerty. Susunan awal ini memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih cepat. Namun karena terlalu cepatnya dalam mengetik, sampai – sampai sering timbul masalah. Seringkali saat tombol ditekan, batang-batang huruf (slug) yang menghentak pita itu saling mengait/tersangkut antara satu dengan yang lainnya.



Karena bingung memikirkan solusinya pada saat itu, Christopher Latham Sholes justru mengacak-acak urutan huruf itu sedemikian rupa sampai ditemukan kombinasi yang dianggap paling sulit untuk digunakan dalam mengetik. Tujuannya untuk menghindari kesalahan-kesalahan mekanik yang sering terjadi sebelumnya. Hal ini berarti susunan Qwerty adalah susunan yang paling tidak efisien karena ditujukan agar kita dapat mengetik dengan lebih lambat.


Akhirnya pada tahun 1973 susunan pada mesin ketik inilah yang diturunkan pada keyboard sebagai input komputer dan kemudian diresmikan sebagai keyboard standar ISO (International Standar Organization).

Sebenarnya ada beberapa standar susunan keyboard yang dipakai sekarang ini. Sebut saja ASK (American Simplified Keyboard), yang umumnya disebut Dvorak yang ditemukan oleh Dr. August Dvorak sekitar tahun 1940. Susunan Dvorak menggunakan kelima vokal dan lima konsonan yang paling umum digunakan yaitu AOEUIDHTNS. Susunan Dvorak ini memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena terlambat, akhirnya Dvorak harus kalah dengan susunan huruf Qwerty yang sudah banyak digunakan di dunia pada saat itu.

Susunan keyboard lainnya yang merupakan perkembangan dari susunan Qwerty adalah Qwertz yang dipakai di negara seperti Hungaria, Jerman, Swiss, dan lain-lain. Azerty yang dipakai oleh negara Prancis dan Belgia, serta Qzerty, dan lain-lain.

QWERTY sebenarnya punya banyak kelemahan seperti membuat tangan kiri kita overload terutama ketika menulis dalam bahasa Inggris. QWERTY juga membuat jari telunjuk dan kelingking kita menjadi overload dan cenderung mengalami kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa distribusi huruf tidak merata sehingga jari Anda harus menyeberang dari baris ke baris dan bila dihitung jari tukang ketik tipikal akan berjalan lebih dari 20 mil per hari dibandingkan dengan DSK yang hanya 1 mil.

Namun bagi sebagian besar, dimana kunci ini seringkali pula disebut sebagai keycaps, memiliki ukuran dan bentuk yang sama antara keyboard ke keyboard yang lainnya. Tuts-tutsnya juga diletakkan dalam jarak yang sama dan memiliki pola yang sama pula sekalipun bahasayang digunakannya berbeda-beda. Keyboard ini memiliki antara 80 sampai 110 kunci, yang diantaranya:
1. Kunci pengetikan.
2. Keypad numerik.
3. Fungsi tombol
4. Tombol controlling.

Bagian-Bagian Keyboard
Keyboard yang sering kali digunakan adalah jenis QWERTY dimana bentuknya sangat mirip dengan mesin tik. Keyboard ini memiliki empatelemen utama, yaitu:
· Typewriter key yang merupakan tombol utama dalam penginputan. Didalamnya terdiri dari back space, delete, caps lock, esc, end, enter, home, insert, page up, page dwon, tab, dsb.
· Numeric key, dimana letaknya di sebelah kanan keyboard. Didalamnya terdapat angka-angka dan arrow key. Ada indikasi penggunaan dari keduanya, yakni ketika lampu num lock menyala maka tombol yag sedang digunakan adalah angka (numerik). Sebaliknya, jika mati maka yang sedang digunakan adalah arrow key.
· Function key, letaknya ada di barisan paling atas dari struktur keyboard. Terdiri dari F1 sampai dengan F12. dimana tiap-tiap tombolnya memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung darisistem komputer yang digunakan.

Jenis Jenis Keyboard Komputer Secara Fisik

Keyboard Serial : digunakan pada komputer tipe AT

Keyboard Serial

Keyboard PS/2 : digunakan pada komputer ATX

Keyboard PS/2

Keyboard Wireless : digunakan pada semua jenis komputer dan laptop

Keyboard Wireless

Keyboard USB : Untuk menjamin transfer data lebih cepat

Keyboard USB

Jenis Jenis Keyboard Komputer Secara Bentuk dan Tombol

Keyboard QWERTY : ditemukan oleh Scholes, Glidden dan Soule pada tahun 1878, dan fungsi keyboard QWERTY ini digunakan sebagai standar mesin tik komersial pada tahun 1905.
Keyboard QWERTY
Keyboard DVORAK : ditemukan pada tahun 1932 dengan dirancang lebih efisien 10-15 % dibanding keyboard QWERTY
Keyboard DVORAK
Keyboard KLOCKENBERG : Keyboard ini dibuat dengan maksud menyempurnakan jenis keyboard yang sudah ada, yaitu dengan memisahkan kedua bagian keyboard (bagian kiri dan kanan).
Keyboard KLOCKENBERG
Keyboard Maltron : keyboard ini dibuat agak cekung ke dalam. Dengan pertimbangan bahwa pada saat jari-jari diposisikan akan mengetik, maka jari-jari itu dijamin tidak akan membentuk satu garis lurus
Keyboard Maltron
Keyboard Chord : Keyboard ini hanya mempunyai beberapa tombol antara 4 sampai 5. Untuk memasukkan suatu huruf harus menekan beberapa tombol secara bersamaan. Ukurannya kompak, sangat cocok untuk aplikasi yang portabel
Keyboard Chord
Keyboard Alphabetik : keyboard alphabetik disusun persis seperti pada tata letak QWERTY maupun Dvorak, tetapi susunan hurufnya berurutan seperti pada urutan alphabet
Keyboard Alphabetik - pusber.com
Keyboard Numeric : Keyboad ini bertujuan untuk memasukkan bilangan dalam jumlah yang besar
Keyboard Numeric



Fungsi Tombol Keyboard Komputer

Back Space : untuk menghapus 1 character di kiri cursor
Caps Lock : untuk membuat huruf kecil menjadi huruf besar atau Kapital
Delete : untuk menghapus 1 karakter pada posisi cursor
Esc : untuk membatalkan suatu perintah dari suatu menu
End : untuk memindahkan cursor ke akhir baris/halaman/lembar kerja
Enter : untuk berpindah ke baris baru atau untuk melakukan suatu proses perintah
Home : Untuk menuju ke awal baris atau ke sudut kiri atas layar
Insert : untuk menyisipkan character
Page Up : untuk meggerakan cursor 1 layar ke atas
Page Down : untuk Menggerakkan cursor 1 layar ke bawah
Tab : untuk memindahkan cursor 1 tabulasi ke kanan
Numeric Key : memberikan perintah menghidupkan dan mematikan fungsi tombol numerik
Function Key : tombil ini terdiri dari F1 s/d F12. Fungsi tombol ini berbeda-beda tergantung dari program komputer yang digunakan
Special Function Key : Tombol ini terdiri atas tombol Ctrl, Shift, dan Alt. Tombol akan mempunyai fungsi bila ditekan secara bersamaan dengan tombol lainnya




TERIMAKASIH


DWI PRATIWI
PENGERTIAN DAN SEJARAH KOMUNIKASI


A. Pengertian Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi secara Etimologis

Secara etimologi atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. [1] Dengan demikian komunikasi, menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambng-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”.[2]

Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap apa yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasa saja belum tentu mengerti maksud yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Percakapan kedua orang tadi dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.

Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas (dari segi bahasa) sifatnya masih dasariah, dalam arti dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna dari pihak yang terlibat komunikasi. Dikatakan minimal karena komunikasi tidaklah sekedar informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, namun juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.[3]


2. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis

Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya multidisipliner, definisi-definisi yang yang berikan oleh para ahli pun semakin banyak dan beragam. Masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan, dan konteks yang berbeda satu dengan lainnya. Dari sekian banyak definisi tersebut, berikut diantaranya adalah menurut :

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner:
"Komunikasi: transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”

Theodore M. Newcomb:
"Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”

Carl I. Hovland:
"Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate)”

Gerald R. Miller:
"Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”

Everett M. Roger:
"Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”

Raymond S. Ross:
"Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator."

Harold Lasswell:
(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? [4]

Ketujuh definisi di atas, masing-masing memberikan penekanan arti yang berbeda. Definisi dari Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, menekankan komunikasi pada proses penyampaian. Hal yang disampaikan dapat berupa informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, sedangkan cara penyampaiannya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Theodore M. Newcomb juga menekankan komunikasi sebagai proses pengalihan informasi yang dilakukan oleh pihak komunikator, namun komunikator dianggap memiliki kewenangan penuh kepada sasaran komunikasinya. Sedangkan Raymond S. Ross menekankan bahwa proses penyampaian komunikasi tidaklah sederhana karena dengan komunikasi tersebut dimaksudkan terjadinya kesamaan pikiran antara komunikator dengan komunikannya.

Definisi dari Carl I. Hovland, Gerald R. Miller, Everett M. Roger menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses yang terjadi antara satu orang pada orang lainnya, namun kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja mempunyai tujuan untuk mengubah atau membentuk perilaku dari orang lain yang menjadi sasaran komunikasi.

Definisi dari Harold Lasswell secara eksplisit dan kronologis menjelaskan lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber), mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja dan memiliki tujuan.

Dari berbagai defenisi komunikasi sebelumnya, diperoleh gambaran bahwa komunikasi memiliki karakteristik sebagai berikut[5]:

a. Komunikasi adalah suatu proses

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan suatu rangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu dengan lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak statis tetapi dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus.

Proses komunikasi dalam prosesnya melibatkan banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor atau unsur-unsur yang dimaksud antara lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara penyajiannya), saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi.

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan memiliki tujuan

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari para pelakunya. Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi mental-psikologis yang terkendali atau terkontrol bukan dalam keadaan “mimpi”. Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan kemauan pelakunya. Sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin dicapai.

c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat

Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap pesan yang dikomunikasikan.

d. Komunikasi bersifat simbolis

Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antarmanusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

Selain bahasa verbal, juga adal lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gestura (gerak tangan, kaki, atau bagian lainnya dari tubuh), warna, sikap duduk atau berdiri, jarak, dan berbagai bentuk lambing lainnya. Penggunaan lambang-lambang nonverbal ini lazimnya dimaksudkan untuk memperkuat arti dari pesan yang ditunjukkan.

e. Komunikasi bersifat transaksional

Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya dilakukan secara seimbang dan proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi.

Pengertian “transaksional” juga menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi.

f. Komunikasi menembus ruang dan waktu.

Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidaklah haruis hadir pada waktu dan tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, telex, video-text, dan lain-lain, kedua faktor tersebut (ruang dan waktu) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan dalam berkomunikasi.


B. Pengertian Ilmu Komunikasi

Pengertian Ilmu Komunikasi merujuk pada pendapat Carl I. Hovland adalah suatu sistem yang berusaha menyusun prinsip-prinsip dalam bentuk yang tepat mengenai hal memindahkan penerangan dan membentuk pendapat serta sikap-sikap.[6]


C. Perkembangan komunikasi sebelum menjadi science, komunikasi sebagai science sejak dekade 40-an sampai sekarang

Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin yang masuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam empat (4) periode. Pertama, periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga, periode setelah perang Dunia II sampai tahun 60-an. Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi. Dan, keempat adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai dari tahun 60-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu komunikasi untuk setiap periode.[7]

1. Periode Tradisi Retorika

Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun sebelum masehi. Sebutan "komunikasi" dalam konteks arti yang berbeda sekarang ini memang belum dikenal saat itu. Isilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah "retorika".

Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum zaman Yunani (Golden, 1978, Foss, 1985; forsdale 1981). Disebutkannya bahwa zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan Ptah-Hotep. Namun demikian tradisi retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisir baru dilakukan di zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle (Golden, 1978)

Pengertian "retorika" menurut Aristotle, menunjuk kepada segala upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut Aristotle menyatakan bahwa retorika mencakup tiga unsur yakni:
a. ethos (kredibilitas sumber)
b. pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan) dan
c. logos (hal yang menyangkut fakta)

Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristotle menuntut tiga (3) faktor yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang menjadi sasaran, serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang mendukung (logika)

Pokok-pokok pikiran Aristotle ini kemudian dikembangkan lagi oleh Cicero dan Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima (5) unsur:
a. Invention (urutan argumentasi)
b. dispesitio (pengaturan ide)
c. eloquito (gaya bahasa)
d. memoria (ingatan), serta
e. pronunciation (cara penyampaian pesan)

Kelima unsur ini, menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan upaya persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh-tokoh retorika lainnya yang dikenal pada zaman itu adalah Corax, Socrates dan Plato.

Dalam abad pertengahan studi retorika ini secara institusional semakin mapan, khususnya di negara-negara Inggris, Perancis dan Jerman. Tokoh-tokohnya yang terkemuka pada masa ini antara lain Thomas Wilkson, Francis Bacon, Rene Descartes, John Locke, Giambatista, dan David Hume.

Dalam akhir abad ke 18 prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh Aristotle, Cicero dan Quintilian, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian "speech communication" (komunikasi ujaran) dan "rhetoric". Retorika tidak lagi diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika menunjuk pada "kemampuan manusia mengunakan lambang-lambang untuk berkomunikasi satu sama lainnya" (Foss et al, 1985:15) Tokoh-tokoh retorika yang terkenal pada saat ini antara lain: I.A Richard, Richard M. Weaver, Stephen Toulmin, Kenneth Burke, Marshall Mcluhan, Michel Foucalt, Jurgen Habermas, Ernesto Grassi dan Chaim Perelman.

2. Periode Pertumbuhan : tahun 1900 – Perang Dunia II

Pertumbuhan komunikasi sebagai salah satu disiplin ilmu sosial barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga pertimbangan penting pada masa ini. Pertama, adalah penemuan-penemuan teknologi komunikasi seperti telephone, radio, televisi, dll. Kedua, proses industrialisasi dan modernisasi yang telah terjadi di negara-negara Eropa Barat dan Amerika. Ketiga, pecahnya Perang Dunia I dan II.

Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah kepada bidang kajian ilmu komunikasi yang terjadi pada masa ini. Secara umum bidang-bidang studi komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politik kenegaraan, peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi, komunikasi dan pendidikan, propaganda dan penelitian komunikasi komersial.

Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan kehidupan sosial mulai berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial. Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang pengkajian komunikasi dan pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta "reading and listening". Sementara dibidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran (broadcasting)

Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini, langsung atau tidak langsung juga dipengaruhi oleh gagasan-gagasan para ahli ilmu sosial Eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas-universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis, merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Max Weber, August comte, Emille Durkheim dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh ilmu lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Gabriel Tarde dan George Simmel.

3. Periode Konsolidasi : Perang Dunia II – tahun 1960an

Periode setelah perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner (mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh 3 (tiga) hal.

Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam. Kedua, munculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya, karena disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang kompleks.

Sedikitnya ada tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini. Mereka adalah Claude E. Shannon, Norbet Wiener, Harold Lasswell, Kurt Lewin, Carl I. Hovland, Paul F. Lazarsfield (ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I. Hovland (keduanya ahli psikologi sosial) disebut oleh Wilbur Schramm sebagai "the founding fathers" (para pendiri atau perintis) ilmu komunikasi. Disebut demikian karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi pengembangan-pengembangan teori komunikasi. Wilbur Schramm sendiri dinilai sebagai "institutionalizer" – yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan melembaga menjadi terealisasi. "Institute of Communication Research" yang didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947 merupakan lembaga pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu dua tokoh lainnya yakni Claude E. Shannon dan Nobert Wiener disebut sebagai "insinyur-insinyur komunikasi".

Istilah "Mass Communication" (Komunikasi Massa) dan "Communication Research" (Penelitian Komunikasi) mulai banyak digunakan. Cakupan bidang ilmu komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam empat bidang tataran : komunikasi intra pribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara termasuk negara-negara berkembang, studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi juga mulai banyak dilakukan.

4. Periode Teknologi Komunikasi : tahun 1960an - sekarang

Sejak tahun 1960-an ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin ilmu telah mulai memasuki periode "take off" (tinggal landas) sejak tahun 1950-an. Secara institusional kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada masa sekarang ini antara lain tercermin dalam beberapa indikator sebagai berikut:
a. Jumlah universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika,
b. Asosiasi-asosiasi profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak, tidak saja dalam jumlahnya tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional. Dan
c. Semakin banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi.
Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin komunikasi ini juga tercermin dengan:
a. Semakin banyaknya literatur komunikasi seperti buku-buku, jurnal-jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah atau terapan, monografis dan bentuk-bentuk penerbitan lainnya
b. Semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi komunikasi
c. Serta semakin banyaknya teori-teori dan model-model tentang komunikasi yang dihasilkan para ahli. Sebagai gambaran, hingga saat ini terdapat 126 definisi, sekitar 50 teori dan 28 model tentang komunikasi (Dance, 182; Littlejohn, 1989; McQuail & Windahi, 1981; Forsdale, 1981)

Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV kabel, parabola video home computer, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision dan alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang cakupannya tidak hanya bersifat nasional tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan politik global/internasional, (4) semakin gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses demokratisasi ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negara maju seperti AS) cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media komunikasi; arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya "transborder data flow"), aspek-aspek politik, ekonomi dan informasi, komunikasi antar industri media, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi manusia-mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antar-budaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan komoditi yang mempunyai nilai tambah.






D. Sekilas Perkembangan Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi di Indonesia

Dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya di lingkungan fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan yang tergolong “tertua”. Sebutan jurusan ilmu komunikasi baru dikenal sekitar tahun 1970-an. Sementara sebelumnya popular dengan sebutan Jurusan Publisistik atau Jurnalistik.

Menurut laporan “Perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia” yang dibuat oleh Tim ISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta pada tahun 1949. Tahun 1950, akademi tersebut kemudian menjadi bagian sosial politik dari Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, di mana penerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di dalamnya. Perguruan tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi adalah Perguruan Tinggi Djurnalistik di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5 September 1953. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Ilmu Komunikasi.
Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun 1959 dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan Publisistik ini sekaligus merupakan awal dari munculnya fakultas baru di lingkungan Universitas Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (IPK). Empat tahun kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS-UI), dan sejak tahun 1983 nama FIS-UI ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan nama Fakultas, sebutan jurusan Publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komuniaksi Massa (1972), dan kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komuniaksi FISIP-UI pada tahun 1983.

Di Bandung, Jawa Barat, pendidikan komunikasi dimulai tahun 1960 dengan didirikannya Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berada di bawah naungan Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi Institut Publisistik, dan pada tanggal 3 November 1965 diubah statusnya menjadi Fakultas Publisitik Universitas Padjadjaran. Kini namanya telah berubah menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM-UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi semakin banyak jumlahnya.



TERIMAKASIH



DWI PRATIWI

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOMPUTER



Awal mula kata komputer dipergunakan untuk memvisualisasikan orang yang mempunyai pekerjaan melakukan perhitungan aritmatika. Namun, sekarang ini komputer diartikan kepada sebuah perangkat mesin tersebut.

Dalam pengertian yang paling mendasar, komputer adalah perangkat yang membantu manusia dalam melakukan berbagai macam perhitungan. Dalam hal ini, komputer pertama yaitu sempoa yang digunakan untuk melakukan operasi artimatika dasar.

Dalam sejarah dan perkembangan komputer, Sempoa atau Abacus merupakan awal dari lahirnya komputer. Komputer dalam melakukan prosesnya berbentuk elektronik, yang memungkinkan untuk melakukan perhitungan yang lebih luas dan cepat. Hingga saat ini komputer dapat memproses gambar, suara, teks dan bentuk non-numerik data lainnya. Yang perlu diingat semuanya itu tidak lepas dari perhitungan numerik dasar. Gambar, suara dan lainnya hanyalah sebuah abstaksi dari angka-angka yang berderak di dalam sebuah mesin. Dalam komputer angka-angka tersebut yaitu “1” dan “0” yang mewakili kombinasi listrik aktif dan non-aktif. Dengan kata lain setiap gambar, suara, teks dan lainnya di dalam komputer memiliki kode biner yang sesuai.

Komputer Generasi Pertama (1940 – 1950)

Sejarah Komputer Generasi Pertama ENIACKomputer Generasi Pertama menggunakan beberapa tabung vakum yang besar dan kompleks seperti crystal diodes, relays, resistors, dan capacitors yang membutuhkan daya listrik sebesar 150 kilowatt. Komputer elektronik pertama yang digunakan untuk umum yaitu ENIAC (Electronic Numerical Integrator And Computer). Sudah berbentuk digital, namun belum menggunakan kode biner sebagai prosesnya. Digunakan untuk memecahkan rangkaian lengkap tentang masalah komputasi. Diprogram menggunakan plugboard dan switch, yang sudah mendukung input dan output dari IBM card.

Komputer elektronik pertama yang digunakan untuk non-umum yaitu ABC (Atanasoff-Berry Computer), ten British Colossus computers, german Z3, LEO, UNIVAC, dan Harvard Mark I.
Komputer Generasi Kedua (1955 – 1960)

Sejarah Komputer Generasi Kedua IBM1401Komputer Generasi Kedua muncul setelah ditemukannya transistor, yang kemudian mulai mengganti tabung vakum dalam desain komputer. Dengan transistor, daya, panas dan bentuk jauh lebih kecil dibandingkan dengan komputer generasi pertama. Namun, masih jauh lebih besar dengan komputer sekarang ini.

Komputer dengan transistor pertama ini dibuat di University of Manchester pada tahun 1953. Yang paling populer dari komputer transistor generasi kedua ini adalah IBM 1401. IBM juga menciptakan drive pertama (sebuah media penyimpanan) pada tahun 1956, yang dikenal dengan IBM 350 RAMAC.
Komputer Generasi Ketiga (1960)

Sejarah Generasi Komputer Ketiga IBM System 360Penemuan Integrated Circuits (IC) atau dikenal juga dengan microchips, membuka jalan untuk komputer generasi ketiga atau yang kita kenal dengan komputer sekarang ini. Berbentuk jauh lebih kecil dengan generasi komputer sebelumnya, dengan transistor yang lebih banyak dan dibenamkan ke dalam microchips tunggal. Dalam tahap perkembangannya, komputer generasi kedua masih bertahan.

Pertama munculnya minicomputer yang didasarkan pada kedua transistor dan microchips seperti IBM System/360. Komputer ini jauh lebih kecil dan lebih murah daripada generasi-generasi sebelumnya. Komputer Generasi Ketiga dikenal sebagai mainframe komputer. Minicomputer dapat dilihat sebagai jembatan antara mainframe dan microcomputer sebagai proliferasi dalam perkembangan komputer.
Komputer Generasi Keempat (1971)

Sejarah Komputer Generasi Keempat MikrokomputerMicrochips berbasis Central Processing Unit (CPU) pertama, terdiri dari beberapa microchips untuk komponen CPU yang berbeda. Dorongan untuk integrasi semakin besar dan miniasturisasi dipimpin menuju single-chip CPU, di mana semua komponen CPU yang diperlukan dimasukkan ke sebuah microchips tunggal yang disebut microprocessor. Microprocessor pertama yaitu Intel 4004.

Munculnya microprocessor melahirkan evolusi dari microcomputer, bentuk yang akhirnya akan menjadi komputer pribadi yang kita kenal sekarang ini.

TERIMA KASIH

DWI PRATIWI

Rabu, 05 November 2014

ELEKTRONIKA

ELEKTRONIKA adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

Alat-alat yang menggunakan dasar kerja elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik (electronic devices).
contoh peralatan (piranti) elektronik ini: Tabung Sinar Katode (Cathode Ray Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam kaset video (VCR), perekam VCD, perekam DVD, kamera video, kamera digital, komputer pribadi desk-top, komputer Laptop, PDA (komputer saku), robot, smart card, dll.

Ada 2 komponen yaitu :

A. KOMPONEN PASIF
- Resistor atau tahanan
- Kapasitor atau kondensator
- Induktor atau kumparan
- Transformator

B. KOMPONEN AKTIF

- Dioda
* Dioda cahaya
* Dioda foto
* Dioda laser
* Diode Zener
* Dioda Bridge
- Dioda Schottky
- Transistor
* Transistor efek medan
* Transistor bipolar
* Transistor IGBT
* Transistor Darlington
* Transistor foto

Ada Sensor dan aktuator elektromekanik :

1. Mikrofon
2. Speaker
3. Strain gauge
4. Saklar
5. Termistor
6. MEMS (Micro Electro Mechanical Systems)


TERIMAKASIH


DWI PRATIWI

PERBEDAAN SWITCH DAN HUB

Switch adalah sebuah perangkat keras yang memungkinkan terjadinya distribusi packet data antar komputer dalam jaringan dan mampu untuk mengenali topologi jaringan di banyak layer sehingga packet data dapat langsung sampai ke tujuan.

Hub adlah perangkat jaringan yang sederhana. Hub tidak mengatur alur jalannya data di jaringan, jadi setiap packet data yang melewati Hub akan dikirim (broadcast) ke semua port yang ada hingga packet data tersebut sampai ke tujuan. Hal tersebut dapat membuat hub menjadi collisions dan memperlambat jaringan. (Hub juga sering dikenal dengan nama repeater)

Switch dan Hub sebenarnya memiliki fungsi yang sama, karena dengan menggunakan salah satu diantaranya kita tetap bisa membuat Jaringan Komputer, tapi penggunaan Switch akan lebih cepat daripada Hub apalagi bila jaringan yang kita punya sangat besar.

Perbedaan Hub dan Switch

“Perbedaan Hub dan Switch” terletak dari bagaimana packet data / informasi yang dikirim kepada mereka diproses. Ketika data masuk atau datang ke Hub, Hub akan mengambil data tersebut dan akan mentransmisikannya ke setiap komputer yang terhubung ke Jaringan.

Tetapi lain halnya dengan Switch, ia akan menerima data tersebut dan hanya akan mengirimkannya ke komputer yang berkepentingan menerima data tersebut.

Penggunaan Switch akan memotong penggunaan bandwith jaringan anda secara signifikan, terutama bila kita memiliki jaringan dengan banyak komputer dan semuanya sibuk untuk mengirim dan menerima data disaat bersamaan. Keunggulan switch yang lain ialah data akan lebih aman dari aksi pencurian data dengan cara sniffer.

TERIMA KASIH


DWI PRATIWI