Sabtu, 09 Mei 2015

Usaha Kreatif Lokal

Sepatu Lukis

Setiap orang khususnya anak muda pasti selalu ingin tampil special, berbeda dari yang lain. Tak jarang anak-anak muda jaman sekarang rela mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membeli barang yang unik dan mencerminkan identitas dirinya. Sepatu merupakan salah satu faktor penting dalam dunia fashion. Model sepatu yang bervariasi menarik perhatian pembeli terutama segmen anak muda. Tak jarang mereka membeli lebih dari sepasang sepatu tiap bulannya untuk meng-update penampilan. Tetapi, yang ada di pasaran sekarang adalah sepatu-sepatu buatan pabrik yang diproduksi secara massal sehingga kurang mencerminkan identitas anak-anak muda yang aktif, kreatif, dan imajinatif. Selain itu, sepatu-sepatu yang ada saat ini masih membutuhkan design yang lebih variatif dengan sentuhan seni yang tetap mengikuti jaman.

Jaman semakin berkembang, begitu juga generasi. Generasi jaman sekarang, generasi Y (why), tidak bisa terpuaskan oleh hal yang biasa. Selau penuh pertanyaan, pemikiran yang tidak biasa, dan ide-ide baru. Mereka tidak lagi mengikuti mode habis-habisan, tapi mereka-lah yang menciptakan fashion style baru. Mereka menginginkan perbedaan, perubahan, dan pengakuan. Bisa dilihat contohnya dari para remaja perkotaan, sebisa mungkin mereka memodifikasi penampilan agar terlihat beda dari yang lain. Tujuan sebenarnya agar mendapat pengakuan bahwa dirinya mempunyai sesuatu yang lain, nilai tambah yang membuat orang ingat akan dirinya, lebih tepatnya, ciri khas. Maka dari itu, anak-anak muda mulai mencari-cari outfit yang bukan dijual di mall atau tempat-tempat umum lainnya, yang sudah dipastikan merupakan barang produksi massal. Hal ini lah yang sangat menarik bagi saya.

Melihat prospek yang menjajikan dalam bisnis kreatif ini, sepatulukis menawarkan hal yang inofatif dan dapat memenuhi permintaan anak muda jaman sekarang. SepatuLukis.com menjual painted canvas shoes, yaitu sepatu kanvas polos yang dilukis langsung oleh visual designer dengan warna yang atraktif dan design yang ekslusif. Produknya menggunakan cat kanvas yang tidak hilang bila dicuci, warna pun awet. Selain menyediakan produk siap pakai, juga menerima pesanan design sesuai dengan permintaan customer. Coba bayangkan, sepatu yang dilukis satu persatu, tak ada kemungkinan orang lain menyamai milik anda! Kelebihan yang lain adalah sentuhan seni. Sepatu ini dilukis dengan tangan sehingga warna dan gambar yang muncul juga berbeda dengan sablon ataupun digital printing. Didukung oleh hal-hal diatas, sepatu ini mempunyai nilai lebih dari segi design/gambar dibanding sepatu-sepatu produksi massal.


Harga pun tidak masalah, masih lebih murah dari sepatu-sepatu bermerk buatan pabrik seperti converse, vans, dll. Dengan ini, anda bisa mendapatkan barang yang special, dengan harga yang tidak mencekik leher pula.

Setelah melihat penjelasan tentang produk SepatuLukis, bisa dipastikan bahwa memang inilah yang dibutuhkan oleh anak muda jaman sekarang. Sesuatu yang spesial untuk mereka yang spesial.
Pengusaha Dan Pegawai Sukses

Pengusaha Sukses Dengan Usaha Clothinng

Kesuksesan bisa di raih oleh siapa saja, bukan hanya laki - laki, perempuan juga memiliki kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan. Bukan hanya para orangtua yang katanya lebih berpengalaman orang muda juga berkesempatan untuk sukses lebih dini seperti yang terjadi pada rekan kita Ahmad Anggoro.
Ahmad Anggoro, kini berusia sekitar 23 tahun. Pemuda yang lahir pada tanggal 9 september 1991 silam, ternyata mampu meraih kesuksesan lebih cepat di bandingkan kebanyakan orang lain. Di usianya yang masih terbilang muda, pria kelahiran Kediri ini mampu menjadi pengusaha sukses dengan omzet ratusan juta rupiah perbulan dari peluang usaha clothing yang telah ia jalani sejak tahun 2010. Lalu seperti apa kisah pemuda sukses ini?

Ahmad anggoro hanyalah seorang lulusan SMK swasta yang merupakan anak sulung dari sepasang suami istri yang tidak kaya. Berasal dari keluarga yang biasa - biasa saja membuat pemuda ini nekad merantau ke Jakarta. Dengan hanya bermodalkan ijazah SMK dan uang seadanya, ia kemudian mencoba peruntungannya di kota metropolitan di Jakarta. Sesampainya di Jakarta, beliau kemudian tinggal di sebuah kontrakan kecil di Jakarta Timur.

Harapan untuk sukses di kota Jakarta memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebelum ia sukses, ia pernah bekerja sebagai buruh pabrik kayu. 2 Bulan bekerja di pabrik tersebut, beliau kemudian menjadi penjaga warnet dengan hasil bulanan sekitar Rp. 700.000,- / bulan. Dengan gaji sekecil itu tentu sangat kurang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya di Jakarta. Ia berpikir keras, peluang usaha apakah yang sekiranya dapat ia jadikan usaha sampingan agar ia bisa sukses.

Satu fakta yang ia sadari adalah Ahmad memiliki kemampuan menggambar. Ia menyadari bahwa potensi yang di milikinya adalah dalam hal grafis atau menggambar. Dari sini timbul ide untuk menjalankan usaha clothing. Setelah melakukan survey pasar, Ahmad menyimpulkan bahwa usaha clothing atau pembuatan pakaian. Ia menyimpulkan bahwa usaha pembuatan pakaian masih memiliki potensi yang sangat besar untuk di jalankan karena banyaknya peminat terlebih para anak muda yang gemar mengoleksi kaus atau pakaian. Dari sinilah kemudian cerita suksesnya bermula.

Dengan modal 2 juta yang ia dapatkan dari hasil menabung gaji di warnetnya selama satu tahun. Ia kemudian terjun ke dunia bisnis bagian clothing. Karena ia tidak memiliki pengalaman di bidang sablon dan sebagainya, beliau berinisiatif untuk belajar secara otodidak. Dan kemudian dia berhasil memproduksi kaos dengan labelnya sendiri. Ia membeli kaos dalam jumlah besar kemudian ia membuat desain untuk kaosnya lalu mencari tukang sablon yang dapat mencetak gambar - gambar yang telah ia desain di kaosnya.

Kaos hasil kreasinya kemudian ia pasarkan kepada teman - temannya melalui lewat jejaring sosial atau selebaran. Setelah beberapa menjalankan bisnis ini, ia tak luput dari halangan dan rintangan. Tepatnya pada tahun 2010, di tahun pertamanya menjalankan bisnis kaos, ia rupanya mengalami kerugian besar karena uangnya di curi oleh salah satu sahabatnya sendiri, terlebih produk yang di hasilkan kurang laku di pasaran lantaran masih kalah dengan produk yang sudah lebih dahulu terkenal.

Kegagalan bukan berarti berakhir. Ahmad Anggoro tahu itu, ia tetap saja berusaha dan tak kenal menyerah. Berbekal dari pengalaman, ia kemudian berinovasi untuk membuat kaos dengan desain lebih modern, simple dan mengikuti trend perkembangan jaman saat ini.

Titik terang usahanya mulai kelihatan pada tahun 2011,Produk kaos yang ia hasilkan mulai di kenal orang dan permintaan juga mulai membanjir. Dengan beragama desain dan tampilan yang moedern, kaosnya mulai laku di pasaran dan menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Dengan biaya pembuatan sebesar Rp. 30.000 - Rp. 40.000, ia menjual kasonya seharga Rp. 100.000,- dengan kata lain untuk tiap item ia dapat menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 60 ribu hingga Rp. 70 ribu / item. Sementara penjualan kaos perbulannya dapat mencapai 60 - 70 item.

Seiring dengan kemajuan usahanya, ia mencoba berinovasi dengan menjual produk selain kaos seperti Tas, Dompet, celana dll. Kini, di usianya yang masih sangat muda, Ia telah mendapatkan omzet usaha sekitar Rp. 100.000.000,- perbulan. Tak hanya itu, secara tidak langsung pemuda asal Kediri ini telah membka lapangan kerja baru bagi 50 pekerja yang bekerja di tempat usahanya. Kini ia telah memiliki berbagai hal yang di inginkan oleh pemuda kebanyakan termasuk saya pribadi, mobil, istri, rumah pribadi dan tentunya memberangkatkan orangtuanya untuk melaksanakan ibadah haji.

Kisah Karyawan Yang Banting Stir Jadi Pengusaha Kue Sukses

pekerjaan yang digeluti Denny sangat kontras dengan latar belakang pendidikannya. Ya, Denny Delyandari sejatinya seorang sarjana teknik elektro lulusan Universitas Andalas Padang, tapi ia memilih untuk banting stir ber-wirausaha dengan menjadi seorang pengusaha kue yang kemudian membawanya menjadi jutawan di usia yang masih relatif muda yaitu 32 tahun.
Pria kelahiran Magelang, 11 Juni 1980 ini tidak serta merta menjadi wirausahawan. Ia sempat menjadi karyawan di sebuah perusahaan elektronik di kota Batam pada tahun 2003. Tapi, penghasilan yang tak sesuai harapan membuat Denny mencoba berdagang kerupuk sembari tetap menjadi karyawan ditahun 2004. Dibantu oleh sang istri, setiap harinya sepulang kerja, Denny menggoreng, membungkus, dan menjajakan kerupuk-kerupuk ke warung-warung. Penghasilannya pun lumayan, setengah dari gajinya sebagai karyawan. Tapi beberapa bulan menjual kerupuk, Denny memutuskan berhenti karena istrinya saat itu sedang hamil dan ia semakin sibuk dengan urusan kantor.
Setelah sang istri melahirkan dan kembali fit, mereka kembali membuka usaha kecil-kecilan, yakni menjual kue klepon yang ia titipkan di beberapa kantin perusahaan. Ajaibnya, penghasilan dari menjual klepon ternyata 2 kali lebih besar dari gajinya sebagai karyawan, sehingga dengan langkah yang pasti, pria yang dikarunia 3 orang anak ini memutuskan keluar dari perusahaannya ditahun 2006 dan mengambil peluang untuk menjadi seorang pengusaha.
Denny pun meminjam uang dari bank sebesar 10 juta rupiah dan membuka rumah makan Padang. Sayang, baru 2 bulan berjalan, rumah makannya kurang laris sehingga harus tutup. Ia juga sempat berbisnis EO (Event Organizer), tapi karena suatu hal, Denny memutuskan untuk menghentikan usahanya.
Meski berulang kali mengalami kegagalan dalam bisnis, nyatanya tak membuat pria berkacamata itu menyerah. Ia kembali membangun usaha baru. Berawal dari kegemaran sang istri, Selvi Nurlia membuat kek pisang, Denny pun mencoba memasarkan kue-kue itu dengan konsep kemitraan. Artinya, setiap orang yang berhasil menjual 1 loyang kue tersebut akan mendapatkan komisi, hal itu ia tawarkan kepada tetangga dan kerabatnya. Tak disangka, sambutan positif silih berganti datang. Mulai dari menjual 40 loyang kek pisang,terus meningkat menjadi 150 loyang seharinya.
Ditahun 2008, Denny berhasil mendapat pinjaman dari Bank Bukopin sebesar 500 juta rupiah yang kemudian ia gunakan untuk membangun 5 buah gerai di kota Batam. “Kek Pisang Villa”, begitu brand untuk usahanya ini telah menghasilkan omset lebih dari 500 juta rupiah per bulannya bagi pemenang ke-3 tingkat nasional di ajang “Wirausahawan Muda Mandiri” itu.

Kesimpulan :

Kesuksesan Ahmad Anggoro dan Denny dapat ia raih setidaknya karena beberapa hal diantaranya adalah :
1. Pintar melihat peluang
kemampuan untuk membaca peluang merupakan karakteristik seorang pengusaha. Seorang pengusaha yang sukses pastilah memiliki kemampuan untuk membaca peluang pasar kemudian mencoba untuk memanfaatkan peluang usaha tersebut.

2. Berani
Dengan hanya bermodalkan sedikit uang Ia berani mencoba menjalankan bisnis dengan berbagai resiko

3. Membaca diri
Kita harus tahu apa potensi kita. Kita tentu memiliki kekurangan, namun di sisi lain kita juga memiliki kelebihan, bakat dan potensi yang dapat kita latih untuk menghasilkan kesuksesan. Sayangnya, banyak sekali pemuda yang tidak mengetahui apa bakat terpendamnya, lebih parah lagi meskipun mereka tahu, mereka tidak mau berusaha untuk memanfaatkan bakat yang ia miliki utuk menghasilkan uang.

4. Pantang menyerah
Meskipun pernah rugi besar karena tidak laku dan pencurian. Ternyata tidak menyurutkan langkah, bukannya mundur namun menjadi bahan untuk tafakur. Dari kegagalan pasti ada hikmah yang apa bila kita dapat menyikapinya dengan benar akan menjadi salah satu kekuatan yang besar.

Semoga saja kita semua di jadikan sebagai pribadi pribadi muda yang sukses, pemuda - pemuda yang kuat dan kreatif agar kita dipantaskan oleh Tuhan semesta alam menjadi seorang pemuda yang kaya dan bermanfaat, Terima kasih